Karya : EL

Minggu, 08 Juli 2012

Part 8.1


Jangan Berakhir !!






Satu minggu, dua minggu, 1 Bulan, Bahkan sudah hampir 3 Bulan semenjak kejadian mengerikan yang menimpa Wendy itu terjadi.
Sejak kejadian itu pula aku menjadi lebih dekat denganya. Bagaimana tidak? Dia selalu memintaku untuk menemaninya terapi di akhir pekan. Kalau tidak denganku lebih baik dia tidak pergi terapi fikirnya. Ya, mau nggak mau aku pun rela menghabiskan setiap akhir pekanku di Bogor dan melewatkan rutinitas mingguan pergi ke toko buku ataupun sekedar jalan-jalan keliling Jakarta bersama Kana. Untungnya dia bisa mengerti, sejenak aku bahagia dan beruntung mempunyai sahabat sepertinya.
Sekilas cerita tentang Kana, dia mempunyai masalah hidup yang cukup rumit. Hebatnya senyumnya dan tingkah konyolnya itu mampu menutupi  semua beban hidupnya. Ayahnya yang tempramental selalu menyiksa dan memukuli ibu nya. Sampai pada akhirnya Kana tidak kuat dengan perlakuan Ayahnya tersebut lalu memutuskan untuk mengajak ibunya kabur. Tapi ibunya terlalu mencintai dan setia kepada Ayahnya. Sehingga Ibunya menyuruh Kana untuk pergi ke rumah Neneknya.
Walaupun berat bagi Kana untuk meninggalkan Ibunya, tapi itu memang kemauan Ibunya sendiri dan Kana pun ingin melanjutkan kuliahnya. Tekadnya setelah ia berhasil, dia akan membawa Ibunya agar terlepas dari jeratan sang Ayah.
Saat ini mungkin aku adalah satu-satunya orang yang paling dekat dengannya semenjak dia memutuskan untuk tidak tinggal di rumah neneknya dan kos bersamaku.
“Vi, anterin gue ke toko buku yuk!” Suara Ady membuyarkan lamunanku.
“Sekarang?? Kayaknya gue gak bisa deh Dy”
“Kenapa?? Akhir-akhir ini kayaknya lo sibuk banget?”
“Gueada urusan Dy”
“Ya ya ya, gue tau urusan nya itu lo harus jadi perawat pribadinya si Wendy.” Ucapannya terdengar agak ketus.
“Kok lu ngomongnya gitu sih Dy?”
“Emank bener kan? Sekarang lo sibuk sama dia, bahkan lu tega ninggalin Kana sendirian demi tuan besar itu, lo pikir dong Vi, lo itu bukan pembokatnya, oh atau lu memang bener-bener suka sama Wendy yah !!”
Aku kesal mendengar ucapannya.
“Omongan lu keterlaluan Dy !!!” Aku beranjak meninggalkannya dan berlari keluar kelas. Entah kenapa jantungku terasa sesak mendengar ucapan Ady tadi. Aku benar-benar gak menyangka dia bisa bicara seperti itu terhadapku.


JJJJ

“Eh neng Vio, silahkan masuk Neng” Mbok Sri dengan ramahnya menyambutku di ambang pintu.
“Ada orang di rumah mbok?” tanyaku sambil beranjak masuk ke dalam rumah.
“Ujang Wendy pan lagi nunggu eneng di kamarnya tuh. Neng Sasya sama Neng Janis mah lagi pada dikamar”
“Oh Kak Wendy lagi nungguin aku. Ya udah aku kesana dulu ya mbok” Akupen beranjak ke kamarnya Wendy.
Sebenarnya sejak dalam perjalanan, hatiku masih dongkol sama tingkahnya Ady tadi. Ya, tapi aku mencoba melupakannya, karena semua yang diomongin sama Ady itu gak bener sama sekali. Aku selalu menemani Wendy, karena aku memang nyaman berada di dekatnya, dan soal aku suka sama wendy ?
Tokk..tokk..tokk..
Aku mengetuk pintu kamarnya yang saat itu tertutup, ya nggak seperti biasanya.
“Masuk aja” Sahut Wendy dari dalam kamarnya
Aku membuka pintu kamarnya, seperti biasa, Wendy tengah duduk menghadap keluar jendela di kursi rodanya.
“Sini Vi, ada yang mau Kakak tunjukin !” Ucapnya sambil menengok kearahku. Tampaknya warna mukanya sangat ceria.
“Kenapa Kak? Kok kayaknya seneng banget sih?”Aku tanpa bisa menyembunyikan senyuman sumringahku langsung mendekatinya.
“Sini, kamu berdiri di depan aku?” Ucapnya lagi. ‘Aku’ ?? sejak kapan dia meng aku kan dirinya. Entahlah..
Kini aku berdiri di hadapannya
“Ada yang pengen Kakak tunjukin sama kamu” Ucapnya sambil mengerdipkan matanya.
Oh tuhan, dia manis sekali..
Aduh, apa-apan sih aku ini. Ya, aku pun hanya tersenyum kepadanya.
“”Liat yah Vi !!”
Aku diam memperhatikannya, tidak ada yang aneh, tapi.. tunggu dulu... APA?? Ini bener-bener terjadi, ini benar-benar sebuah kejutan yang mampu membuat ku tercengang dan berkata bahwa keajaiban itu adanya.
“Lihat ini Vi !!”
Ya jari-jari tangannya kini bisa bergerak. Dan kini dia berusaha mengangkat tangannya, walaupun masih agak kaku, dan akhirnya terjatuh lagi,  tapi itu sungguh sangat luar biasa. Dia yang di vonis lumpuh untuk selamanya, nyatanya kini bisa menggerakan tangannya.
Aku nggak bisa berkata apa-apa lagi..
Refleks aku memeluknya,
Tapi aku buru-buru menyadarinya dan melepaskan pelukanku.
“Eh maaf Kak....” Ucapku, Kak Wendy pun tampak kikuk.
“Ehm  Selamat ya Kak, Tuhan memang maha mendengar, doa kita udah dikabulin” Ucapku mencairkan kembali suasana.
“Iya Vi, Kakak juga gak nyangka, makasih ya Vio, ini berkat kalian semua juga”
“Iya Kak.. Aku harus nyampein kabar ini ke Janis sama Sasya, dadahhh kakakk”
Aku langsung buru-buru meninggalkannya, sambil tergopoh-gopoh aku menuruni anak tangga. Aku gak sabar pengen nyampein kabar gembira ini sama mereka

JJJJ
Spinning Heart Heart